Jika mengutip dari sebuah lagu Panggung Sandiwara yang di populerkan God Bless dan Nicky Astria.
"Dunia ini memang panggung sandiwara setiap kita dapat satu peran yang harus kita mainkan. Ada peran wajar ada pula peran berpura-pura"
ada peran si jahat ada pula peran si baik hati semua itu terjadi tergantung lingkungan (situasi-kondisi) dan kesempatan dalam kesempitan serta apakah di gunakannya hati nurani. Entah.
Bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, bagaikan langit dan bumi atau juga antara hitam dan putih. Baik profesi koruptor maupun profesi edukator (pendidik) lahir karena adanya perpaduan karsa (=kemauan) dan karya (=menghasilkan sesuatu). Apabila dalam diri kita cenderung muncul kemauan yang menghasilkan sesuatu yang tak baik maka tumbuhlah kita menjadi seorang koruptor, Lantas bila dalam diri kita cenderung muncul kemauan yang menghasilkan sesuatu yang baik. Maka terciptalah dalam diri kita menjadi sosok pendidik.
Sesuatu yang tidak baik itu adalah sebuah karya yang didasari oleh harta semata, sedangkan sesuatu yang baik itu adalah suatu karya yang didasari oleh talenta.
Koruptor bagaikan seorang bangsawan, berdarah biru, haus akan hormat bahkan sanjungan dan terkenal lahan basahnya. Sedangkan edukator (pendidik) bagaikan seorang rakyat jelata, berdarah merah berjuang untuk mempertahankan hidupnya harus berdarah darah, berkucuran air mata bahkan keringat, tidak haus akan hormat dan sanjungan. Ia terkenal akan lahan keringnya oleh karena itulah edukator (pendidik=guru) dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.