CABE - CARI BESTIE
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Welcome to CABE - CARI BESTIE. Silahkan cari bestie sebanyak - banyaknya tapi ingat, jaga attitudenya.
 
HomeCalendarLatest imagesFAQSearchRegisterLog in

 

 Kandasnya Sebuah Hubungan karena Teknologi

Go down 
AuthorMessage
moronlicious
Admin
moronlicious


Posts : 25
Reputation : 1
Join date : 2022-11-16
Age : 18
Location : Jakarta

Kandasnya Sebuah Hubungan karena Teknologi Empty
PostSubject: Kandasnya Sebuah Hubungan karena Teknologi   Kandasnya Sebuah Hubungan karena Teknologi EmptyTue Apr 18, 2023 8:30 am

Selalu ada sisi berlawanan dari berbagai hal, termasuk teknologi. Jika tidak hati-hati maka hancurlah, Perkembangan teknologi yang seharusnya lebih memudahkan penggunanya, justru bisa menganggu kisah cinta penggunanya.

Ada sebagian orang mencari atau sudah mendapatkan kekasih lewat Internet, tetapi ada juga yang dicampakkan pujaan hati lewat kolom Chat. Kehadiran teknologi dalam dunia percintaan memang semakin hari semakin berkembang pesat. Bukan hanya untuk sekedar alat penghubung tapi juga bisa berfungsi sebagai detektif sampai “security”.

Nah, jika tidak hati-hati, kecanggihan teknologi yang baik malah bisa berbalik merugikan kehidupan percintaan kalian. Jadi Waspadalah!

-Sibuk sendiri-

Ketak-ketik pada jaman BlackBerry hingga telepon selular cerdas (android) jari kalian hampir tak bisa berhenti bahkan sampai detik terakhir sebelum tidur. Sering kali kalian lebih fokus pada ponsel, ketimbang pasangan yang duduk manis di sebelah kalian. Bahkan saat liburan, interaksi kalian bersama pasangan juga kerap kurang maksimal karena kehadiran gangguan yang masuk melalui gadget Anda.

Jangan biarkan gadget atau alat komunikasi lainnya mengurangi kualitas hubungan kalian dengan orang yang kalian sayangi. Usahakan sebisa mungkin melupakan gadget dan berbincanglah dengan kekasih, bagaimanapun sentuhan personal dan interaksi saat tatap muka penting untuk meningkatkan kualitas hubungan walau kalian sudah saling berkabar seharian lewat pesan singkat.

-Prioritas pertama-

Apa yang kalian lakukan ketika baru bangun tidur? Memeluk pasangan, mencium si buah hati, atau memeriksa pesan di ponsel kalian? Jawaban yang terakhir mungkin lebih banyak dipilih untuk saat ini.

Sadarkah kalian bahwa saat ini gadget sudah berubah jadi prioritas ketimbang orang tersayang? Berapa kali kalian harus melepaskan genggaman saat menonton bioskop dengan kekasih karena harus memeriksa pesan? Kerap juga pembicaraan penting dengan pasangan terganggu karena ada tanda pesan masuk di ponsel.

Jangan membiarkan diri kalian “dijajah” gadget. Selalu tetapkan batasan kapan kalian bisa terus memeriksa pesan di ponsel dan kapan kalian bisa benar-benar fokus untuk berinteraksi dengan kekasih. Orang yang kalian sayangi pasti kecewa jika ia dinomorduakan, meski oleh benda elektronik sekalipun.

-Eksistensi-

Semakin berkembang, Internet menjadi tempat untuk berbagai macam hal, termasuk tempat menunjukkan eksistensi. 

"Kok status Facebook kamu masih single, kan kita sudah jadian?"

"Pasang foto sama aku dong di avatar Twitter?"

Nah, hal kecil seperti ini sering jadi pemicu konflik. Kata sayang atau komitmen kini tak cukup lagi hanya ditunjukkan secara tatap muka langsung. Status di Internet pun terlihat begitu penting untuk mengukuhkan sebuah hubungan. Jika kekasih keberatan, maka potensi konflik bisa terjadi.

Dianggap masih ingin cari pacar, tidak mau menunjukkan sudah punya istri, atau bahkan dituduh tidak sayang jika tidak mau memajang eksistensi orang tersayang pada situs jejaring sosial! Padahal setiap orang punya alasan dan preferensinya masing-masing.

Bisa saja sang kekasih menolak mengungkap terlalu banyak kisah pribadi atau kehidupan cintanya di jejaring sosial karena lebih banyak menggunakannya untuk urusan pekerjaan. Bicarakan hal ini baik-baik dan jangan jadikan sebagai tuntutan.

Jika ia memang siap membuka kehidupan pribadinya ke publik, tanpa diminta pun ia akan senang hati memasang status in a relationship atau married di profil jejaring sosialnya.

-Mata-mata-

Penguntit atau stalker era kini memang berbeda dengan jaman Alfred Hitchcock. Sekarang, tak lagi perlu keluar rumah untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan kekasih, di mana ia berada, hingga dengan siapa ia pergi. Cukup intip-intip status jejaring sosialnya atau bahkan lengkapi ponselnya dengan aplikasi berbasis GPS sehingga mudah melacak keberadaannya.

Ini juga menjadi potensi konflik karena tak sedikit pasangan yang cemburu buta. Kekasih dan mantannya sama-sama 'check-in' foursquare di mal tertentu dan bukan berarti mereka sedang bersama. Bisa saja kebetulan.

Atau kasus lain, jika pasangan kalian terlalu sering mention seseorang di Twitter, maka kalian secara otomatis membuka profil orang tersebut: Siapa dia dan apa hubungannya dengan kekasih Anda.

Apakah dalam konfrontasi kalian lebih percaya kepada Internet ketimbang ucapan pasangan? Apalagi jika pasangan saling tahu password. Secara berkala pasti akan ada aktivitas saling memeriksa inbox atau aktivitas dan pertemanannya di situs tersebut secara diam-diam.
Huft! Melelahkan sekali ya jadi kekasih jaman sekarang.

Mungkin banyak yang sudah lupa pada yang namanya kepercayaan dalam suatu hubungan. Karena itu jangan lupakan komunikasi tatap muka langsung agar hubungan tetap kuat tanpa perlu sibuk menjadi penguntit di dunia maya.

-Tuntutan baru-

Sudah dibaca (“R”) kenapa belum dibalas? Kenapa dia nggak mau memberi tahu password Facebook? 

Tak sedikit juga pasangan yang meminta kekasihnya mengirim bukti foto tempat ia berada karena tidak percaya pada ucapan kekasih.

Banyak tuntutan baru muncul dengan adanya perkembangan teknologi. Tuntutan ini seringkali menjadi sumber konflik jika pasangan belum memiliki dasar hubungan yang kuat.

-Mudah menilai-

"Pacar baru kamu narsisistik ya, lihat saja Facebooknya."
"Kayaknya teman baru kamu orangnya aneh deh kalau aku lihat Twitternya."

Ketika bertemu atau mendengar nama orang baru, tak jarang yang dilakukan adalah mencari akun jejaring sosialnya atau menelusuri namanya di mesin pencari. Hasil pencarian akun jejaring sosialnya pun bermacam-macam. Ada yang positif, ada yang negatif. 

Tapi sering hasil pencarian itu dijadikan bahan untuk menilai orang tersebut. Bisa jadi Anda membatalkan kencan hanya karena melihat “keanehan” pada akun jejaring sosialnya.

Seperti halnya jangan menilai buku hanya dari sampulnya, jangan pula menilai seseorang hanya dari akun jejaring sosialnya. Memang akun jejaring sosialnya bisa memberikan gambaran tentang orang tersebut, tapi tak ada salahnya bertemu langsung dan siapa tahu ia tak seperti yang Anda duga.

-Selingkuh-

Ini yang paling berpotensi menimbulkan konflik. Beberapa studi mengatakan aktivitas yang tinggi pada situs jejaring sosial bisa membuka potensi selingkuh. 

Kemudahan untuk menggoda dan berhubungan dengan teman lama bisa membuka pintu baru untuk main api. Sekadar berteman atau sudah masuk ke kategori selingkuh? Batasan flirting pun kini semakin abu-abu dengan adanya fitur-fitur di jejaring sosial.

Jangan biarkan hal ini terjadi pada hubungan kalian. Kuncinya, tetap pertahankan kualitas komunikasi dan kepercayaan dalam hubungan. Kuatkan hubungan Anda lewat interaksi secara langsung dan tetap saling berkabar lewat gadget andalan.

Jangan biarkan Internet dan gadget merusak hubungan cinta Anda yang begitu berharga.
Back to top Go down
 
Kandasnya Sebuah Hubungan karena Teknologi
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» SEBUAH RENUNGAN
» Sebuah Perjalanan Menghapus Luka

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
CABE - CARI BESTIE :: Tech-
Jump to: